Minggu, 09 Januari 2011

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI.IPS.2 SMA NEGERI BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Digulirkannya Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) secara yuridis berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006, mata pelajaran sejarah mengalami pasang surut, karena jam pelajarannya dikurangi menjadi 1 jam pelajaran pada kelas I dan II. Di perparah lagi kelas III hanya program ilmu sosial yang belajar 3 jam pelajaran sedangkan program ilmu alam tidak belajar sama sekali, pada hal siswa yang program ilmu pengetahuan alam banyak memilih program ilmu sosial pada mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.
Pemberlakuan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) membawah dampak bagi pengajaran sejarah dengan berkurangnya jam pengajaran sejarah sedangkan materi pengajaran sangat padat, sama saja makanan besar mangkuk kecil.. Dari kerangka dasar ini guru sejarah harus dapat menyiasati pengajaran sejarah dengan tidak mengubah hakikat pembelajaran pengajaran sejarah.
Pengajaran sejarah merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan antara guru dan siswa secara timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dan kondusif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran siswa dapat tumbuh menuju ke dewasaan yang optimal, karena dalam pengajaran dapat mengembangkan tiga kemampuan (kompetensi) antara lain: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan).
Sejarah sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa merupakan gambaran masa lalu manusia sebagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap. Masa lalu itu terdiri dari urutan waktu dan fakta yang dilengkapi dengan tafsiran dan penjelasan sehingga memberi pengertian tentang apa yang telah berlalu itu. Dari gambaran masa lalu tersebut manusia dapat belajar urutan masa lalu, kini dan masa yang akan datang. Peristiwa –peristiwa sejarah di masa lalu harusnya menjadi cermin bagi generasi sekarang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Materi ini yang tertuang dalam pengajaran sejarah di sekolah menengah atas.
Siswa menjadi kurang termotivasi untuk belajar karena banyak yang tidak memiliki buku teks dan penunjang sejarah untuk mengajar apalagi jumlah jam yang hanya 1 jam pelajaran seminggu, meskipun di SMA Negeri berdasarkan kesepakatan antara kelompok kerja guru sejarah dengan sekolah dijadikan 2 jam pelajaran seminggu tetap juga menjadi problematika pengajaran ini. Nilai pelajaran yang masih rendah ditandai dengan banyaknya nilai siswa di bawah KKM. Pengajarannya kurang diminati siswa dengan penyajian yang monoton, materi pelajaran yang gersang dengan tidak dikemas secara apik, baik dari segi metode maupun media pengajaran, suasana kelas yang kering kerontang dengan tidak banyaknya siswa yang mau bertanya dalam proses pengajaran, siswa kurang berani mengemukakan gagasan dalam kegiatan belajar, kurang peduli di kelas dengan tidak mempunyai catatan apalagi untuk memiliki buku teks dan penunjang, suasana kelas yang tidak bergairah untuk meningkatkan hasil belajar sejarah dengan tidak adanya reward dari guru yang mengajar.
Merujuk permasalahan di atas, diperdapat suatu gambaran bahwa penyebabnya adalah sebagian siswa kurang tertarik untuk belajar sejarah dibandingkan dengan eksakta karena pembelajaran yang tidak membangkitkan minat siswa untuk belajar. Pelajaran ini lebih banyak hafalan untuk memahami suatu materi pelajaran meskipun didukung dengan afektif pembelajaran ini.
Bertolak dari pengalaman mengajar dan permasalahan yang dijumpai di kelas dengan kurang tertarik belajar sejarah diupayakan dengan suatu tindakan guru untuk mengatasi permasalahan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar dengan meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar. Model pembelajaran partisipasi dapat mengatasi kesulitan belajar diharapkan pembelajaran lebih bermakna, sehingga siswa senang dan puas dalam belajar. Pembelajaran sejarah akan lebih meransang siswa untuk belajar dengan menggunakan media hand out. Upaya ini akan dapat mengembangkan motivasi untuk belajar kea rah yang lebih baik. Alternatif penelitian tindakan kelas ini sebagai upaya untuk pemecahan masalah dalam mengatasi kebekuan dan kebuntuan pengajaran sejaran yang kurang diminati siswa

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang serius yang perlu segera diatasi dan ditangani. Penulis melihat permasalahan dan faktor penyebabnya yang dapat dirinci masalah tersebut menjadi masalah penelitian tindakan kelas ini antara lain:


Dari segi siswa
1). kurangnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah yang ditunjukkan nilai siswa yang masih banyak di bawah KKM
2) siswa kurang bersemangat dalam belajar
3). kurang respon dalam belajar
4). tidak mau mencatat materi esensial pelajaran sejarah,
Dari segi guru
1). Terbatas dalam menggunakan model mengajar yang menarik minat siswa
2). Terbatas dalam menggunakan media pengajaran yang menarik
3). Kurang berinovasi dalam pembelajaran
4). Kurang berupaya untuk memperbaiki proses pengajaran
5). Lebih cenderung mengejar target kurikulum dibandingkan proses pengajaran
6). Perubahan yang mendasar dengan kurikulum KTSP yang baru dimulai tahun ajaran 2006/2007
Untuk itu penulis mencari akar permasalahannya dari pengalaman mengajar sejarah dan mengatasi kesulitan dalam proses belajar, sehingga diharapkan adanya perbaikan proses pengajaran tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Bertitik tolak dari rincian permasalahan di atas, dilakukankanlah tindakan dengan menggunakan partisipasi belajar dan dirumuskanlah masalah penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut : “Dapatkah ditingkatkan prestasi belajar sejarah dengan menggunakan model pembelajaran partisipasi siswa di Kelas XI IPS.2 SMA Negeri ?.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mengungkapkan:
1. Perbaikan proses pembelajaran sejarah yang selama monoton dan membosankan dan meningkatkan hasil belajar pengajaran sejarah.
2. Gambaran apakah pembelajaran sejarah dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran partisipasi siswa.
3. Peningkatan prestasi belajar yang diiringi kemampuan dalam kegiatan belajar mengajar sejarah dan menghasilkan pembelajaran yang bermakna.
4. Penggunaan model pembelajaran partisipasi belajar untuk menampilkan pembelajaran yang menyenangkan

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
a. Untuk meingkatkan prestasi belajar sejarah
b. Meningkatkan proses belajar sejarah dengan tidak banyak mencatat tetapi memahami konsep-konsep
2. Bagi guru
a. Dapat berinovasi dalam mengajar dengan berkreasi dalam pembelajaran sejarah
b. Dapat berkreasi untuk memperbaiki citra proses pengajaran dan hasil belajar sejarah
3. Bagi sekolah
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah ditunjukkan dengan hasil belajar, uji kompetensi dan ujian block
b. Meningkatkan standar kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS.2
c. Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan prestasi belajar.

1 komentar:

  1. ptk sngat bagus and menarik klau bsa tlong di lampirkan smuannya

    BalasHapus